Sumber : Gun Saputra
Batara
Semar
MAYA
adalah sebuah cahaya hitam. Cahaya hitam tersebut untuk menyamarkan segala sesuatu.
Yang ada
itu sesungguhnya tidak ada.
Yang sesungguhnya ada, ternyata bukan.
Yang bukan dikira iya.
Yang wanter (bersemangat) hatinya, hilang kewanterane (semangatnya), sebab takut kalau keliru.
Maya, atau Ismaya, cahaya hitam, juga disebut SEMAR artinya tersamar, atau tidak jelas.
Yang sesungguhnya ada, ternyata bukan.
Yang bukan dikira iya.
Yang wanter (bersemangat) hatinya, hilang kewanterane (semangatnya), sebab takut kalau keliru.
Maya, atau Ismaya, cahaya hitam, juga disebut SEMAR artinya tersamar, atau tidak jelas.
Di dalam
cerita pewayangan, Semar adalah putra Sang Hyang Wisesa, ia diberi anugerah
mustika manik astagina, yang mempunyai 8 daya, yaitu:
tidak
pernah lapar
tidak pernah mengantuk
tidak pernah jatuh cinta
tidak pernah bersedih
tidak pernah merasa capek
tidak pernah menderita sakit
tidak pernah kepanasan
tidak pernah kedinginan
tidak pernah mengantuk
tidak pernah jatuh cinta
tidak pernah bersedih
tidak pernah merasa capek
tidak pernah menderita sakit
tidak pernah kepanasan
tidak pernah kedinginan
kedelapan
daya tersebut diikat pada rambut yang ada di ubun-ubun atau kuncung. Semar atau
Ismaya, diberi beberapa gelar yaitu; Batara Semar, Batara Ismaya, Batara
Iswara, Batara Samara, Sanghyang Jagad Wungku, Sanghyang Jatiwasesa, Sanghyang
Suryakanta. Ia diperintahkan untuk menguasai alam Sunyaruri, atau alam kosong,
tidak diperkenankan menguasi manusia di alam dunia.
Di alam
Sunyaruri, Batara Semar dijodohkan dengan Dewi Sanggani putri dari Sanghyang
Hening. Dari hasil perkawinan mereka, lahirlah sepuluh anak, yaitu: Batara
Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan, Batara Siwah, Batara Wrahaspati, Batara
Yamadipati, Batara Surya, Batara Candra, Batara Kwera, Batara Tamburu, Batara
Kamajaya dan Dewi Sarmanasiti. Anak sulung yang bernama Batara Wungkuam atau
Sanghyang Bongkokan mempunyai anak cebol, ipel-ipel dan berkulit hitam. Anak
tersebut diberi nama Semarasanta dan diperintahkan turun di dunia, tinggal di
padepokan Pujangkara. Semarasanta ditugaskan mengabdi kepada Resi Kanumanasa di
Pertapaan Saptaarga.
Dikisahkan
Munculnya Semarasanta di Pertapaan Saptaarga, diawali ketika Semarasanta
dikejar oleh dua harimau, ia lari sampai ke Saptaarga dan ditolong oleh Resi
Kanumanasa. Ke dua Harimau tersebut diruwat oleh Sang Resi dan ke duanya
berubah menjadi bidadari yang cantik jelita. Yang tua bernama Dewi Kanestren
dan yang muda bernama Dewi Retnawati. Dewi Kanestren diperistri oleh
Semarasanta dan Dewi Retnawati menjadi istri Resi Kanumanasa. Mulai saat itu
Semarasanta mengabdi di Saptaarga dan diberi sebutan Janggan Semarsanta.
Sebagai
Pamong atau abdi, Janggan Semarasanta sangat setia kepada Bendara (tuan)nya. Ia
selalu menganjurkan untuk menjalani laku prihatin dengan berpantang, berdoa,
mengurangi tidur dan bertapa, agar mencapai kemuliaan. Banyak saran dan petuah
hidup yang mengarah pada keutamaan dibisikan oleh tokoh ini. Sehingga hanya
para Resi, Pendeta atau pun Ksatria yang kuat menjalani laku prihatin,
mempunyai semangat pantang menyerah, rendah hati dan berperilaku mulia, yang
kuat di emong oleh Janggan Semarasanta. Dapat dikatakan bahwa Janggan
Semarasanta merupakan rahmat yang tersembunyi. Siapa pun juga yang diikutinya,
hidupnya akan mencapai puncak kesuksesan yang membawa kebahagiaqan abadi lahir
batin. Dalam catatan kisah pewayangan, ada tujuh orang yang kuat di emong oleh
Janggan Semarasanta, yaitu; Resi Manumanasa sampai enam keturunannya, Sakri,
Sekutrem, Palasara, Abiyasa, Pandudewanata dan sampai Arjuna.
Jika
sedang marah kepada para Dewa, Janggan Semarasanta katitisan oleh eyangnya
yaitu Batara Semar. Jika dilihat secara fisik, Semarasanta adalah seorang
manusia cebol jelek dan hitam, namun sesungguhnya yang ada dibalik itu ia
adalah pribadi dewa yang bernama Batara Semar atau Batara Ismaya.
Karena
Batara Semar tidak diperbolehkan menguasai langsung alam dunia, maka ia memakai
wadag Janggan Semarasanta sebagai media manitis (tinggal dan menyatu), sehingga
akhirnya nama Semarasanta jarang disebut, ia lebih dikenal dengan nama Semar.
Seperti
telah ditulis di atas, Semar atau Ismaya adalah penggambaran sesuatau yang
tidak jelas tersamar.
Yang ada
itu adalah Semarasanta, tetapi sesungguhnya Semarasanta tidak ada.
Yang sesungguhnya ada adalah Batara Semar, namun ia bukan Batara Semar, ia adalah manusia berbadan cebol,berkulit hitam yang bernama Semarasanta.
Memang benar, ia adalah Semarasanta, tetapi yang diperbuat bukan semata-mata perbuatan Semarasanta.
Yang sesungguhnya ada adalah Batara Semar, namun ia bukan Batara Semar, ia adalah manusia berbadan cebol,berkulit hitam yang bernama Semarasanta.
Memang benar, ia adalah Semarasanta, tetapi yang diperbuat bukan semata-mata perbuatan Semarasanta.
Jika
sangat yakin bahwa ia Semarasanta, tiba-tiba berubah keyakinan bahwa ia adalah
Batara Semar, dan akhirnya tidak yakin, karena takut keliru. Itulah sesuatu
yang belum jelas, masih diSAMARkan, yang digambarkan pada seorang tokoh Semar.
SEMAR
adalah sebuah misteri, rahasia Sang Pencipta. Rahasia tersebut akan
disembunyikan kepada orang-orang yang egois, tamak, iri dengki, congkak dan
tinggi hati, namun dibuka bagi orang-orang yang sabar, tulus, luhur budi dan
rendah hati. Dan orang yang di anugerahi Sang Rahasia, atau SEMAR, hidupnya
akan berhasil ke puncak kebahagiaan dan kemuliaan nan abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar