Kamis, 12 Maret 2015

SUKRETTANING PAMANGKU

oleh : Ida Pandita Dukuh Celagi SUKRETTANING PAMANGKU Kehadiran Pamangku merupakan suatu kebutuhan bagi umat Hindu di manapun ia berada. Kapasitas dan fungsinya menjadi sangat penting atau vital seperti halnya kehadiran Pandita. Keberadaan dan perannya sangat dibutuhkan tatkala umat Hindu melaksanakan kehidupan keberagamaan dalam dimensi sosial atau keberagamaan dalam aspek komunal. Dalam tindakan ritual yang bersifat vertikal,ia hadir sebagai media perantara bagi umat untuk berkomunikasi dengan Hyang Widhi dengan kata lain sebagai Imam Upacara atau Manggala Upacara. Kemudian dalam aspek sosial horisontal perannya diharapkan dapat menjadi panutan dapat memberi teladan serta contoh yang baik bagi masyarakat sekitarnya, bahkan jika mungkin harus dapat menuntun dan membina warga masyarakat untuk dapat melakoni kehidupan dan mencapai kemuliaan sekaligus pembebasan sesuai dengan petunjuk sastra. agama. Sama halnya dengan Pandita, untuk menjadi Pamangku yang idial tidaklah mudah, ia merupakan ikon dari realitas yang suci, yang hidupnya selalu melaksanakan urusan dengan mengikuti pola-pola yang telah diietapkan oleh Tuhan. Semua prilakunya dikontrol oleh otoritas yang sakral, artinya struktur dan kontruksi dari Pamangku dibangun di atas fondasi yang sakral/kesucian. Hanya dengan cara demikian keberhasilan dalam melaksanakan tugasnya akan dicapai. Seorang Pamangku sebagai media perantara sekaligus tangga penghubung ataupun poros dunia (axis mundi) merupakan "simbol kenaikan dan menurunkan" Yang vertical, yang menghubungkan Hyang Widhi dengan umat Hindu, yang sacral dengan yang profan, dan sekaligus sebagai "simbol perjumpaan" untuk menyatu dengan Tuhan. Untuk itu sosok Pamangku merupakan sebuah cosmos atau hierofani yakni pusat keteraturan dimana Tuhan merealisasi dan sekaligus sebagai teofani atau manusia dewa. KONSEP PAMANGKU Secara etimologi, kata Pamangku berasal dari bahasa Jawa Kuna dari kata"Pangku" yang artinya menyangga atau menopang. Kata menyangga atau menopang rupanya parallel dengan arti kata dharma dari kata "dhr" menjadi "dhara" yang artinya juga menyangga. Kata pangku ini mendapat awalan "pa" mengalami nasalisasi menjadi Pamangku dalam lidah Bali diucapkan Pemangku. Dihubungkan dengan kata dharma yang memiliki arti sama, maka seorang Pamangku adalah penyangga dharma sekaligus figur dari perwujudan dharma itu sendiri (Sang Paragan Dharma). Merturut Lontar Widhisastra kata Pamangku diuraikan menjadi "PA" bermakna "Pastika pasti" yang artinya paham akan hakekat kesucian diri. "MANG" bermakna "Wruh ring tata-titining Agama" artinya paham mengenai pelaksanaan ajaran agama. "MANG" juga merupakan aksara suci untuk "Iswara" atau Siwa. Menurut pustaka Purgamasasana, Dewa Iswara merupahan Guru Niskala bagi warga desa pakraman, Baliau Sang Hyang Iswara juga dijuluki Sang Hyang Ramadesa. "KU" bermakna "kukuh ring Widhi" yang artinya teguh dan konsisten berpegangan kepada aturan-aturan kebenaran yang berasal dari Tuhan atau Hyang Widhi Wasa. Kemudian Lontar Sukretaning Pamangku, menguraikan bahwa, Pamangku adalah perwujudan I Rare Angon, yakni manifestasi, personal dari Dewa Siwa dalam fungsinya sebagai Dewa Gembala, seperti dinyatakan sebagai berikut: "Iki sukretaning Pamangku ring kahyangan, wenang tegesing Pamangku kawruhakna kang mawak Pamangku ring sariranta, I Rare Angon mawak Pamangku ring sariranta. " Terjemahannya : "Ini tata tertib tentang Pamangku di suatu pura, yang dimaksud dengan Pamangku untuk diketahui, yang berwujud Pamangku dalam dirimu, sesungguhnya I Rare Angonlah yang berwujud Pamangku. dalam dirimu". Sesuai dengan ketetapan Maha Sabha II Parisada Hindu Dharma tanggal 5 Desember 1968, yang dimaksud dengan Pamangku adalah mereka yang telah melaksanakan upacara yajna Pawintenan sampai dengan adiksa Widhi tanpa ditapak dan amari aran. Dengan demikian pamangku adalah rohaniawan yang statusnya masih tergolong ekajati. Selain itu rohaniawan yang masih berstatus ekajati adalah Wasi, Mangku Balian, Mangku Dalang, Pengemban, Dharma Acarya,. Beliau-beliau ini tidak memiliki ikatan dengan suatu tempat suci tettentu. Oleh karena itu rohaniawan ini dalam melaksanakan tugasnya lebih bersifat umum, seperti; menyelesaikan upacara: perkawinan, upacara manusa yadnya lainnya, upacara kematian. Semua rohaniawan yang tergolong, ekajati ini diberi sebutan Pinandita, yang artinya dipanditakan atau wakil dari Pandita. PROSEDUR MENJADI PAMANGKU Eksistensi seorang Pamangku" sangat ditentukan oleh suatu kebutuhan atau tuntutan. Apakah itu kebutuhan pribadi, kelompok maupun umum. Untuk kebutuhan pribadi seseorang menjadi Pamangku tidak didasarkan pada pemilihan public, melainkan atas dasar kesadaran pribadi yang bersangkutan untuk menjadi Pamangku. Kesadaran pribadi sering dilatar belakangi oleh sakit yang mendahului karena dipilih oleh kekuatan niskala walaupun yang bersangkutan tidak ngemong suatu Pura. Untuk memenuhi kebutuhan kelompok atau umum prosedur pemilihannya atau pengangkatannya dapat mengikuti beberapa cara: 1. Pemilihan Pamangku secara langsung dan demokratis berdasarkan penunjukkan atas dasar suara terbanyak dari suatu komunitas tertentu yang mernbutuhkan adanya Pamangku tersebut. Cara inipun harus pula memenuhi berbagai persyaratan di atas. Terlebih dahulu tentu ditetapkan beberapa calon yang telah memenuhi persyaratan. Kemudian calon dipilih secara demokratis dalam suatu paruman. Calon yang memperoleh suara terbanyak itulah yang ditetapkan. menjadi Pamangku. 2. Pemilihan Pamangku berdasarkan keturunan. Pemilihan model ini tidak banyak mengalami hambatan, mengingat para keturunan dari Pamangku itu telah menyadari sebelumnya pada waktunya nanti akan melanjutkan pengabdian Leluhurnya/orang tuanya untuk ngayah sebagai Pamangku. Walaupun pemilihan ini tinggal menunjuk saja dari keturunan seorang Pamangku oleh masyarakat, namun dernikian siapa yang ditunjuk tidak boleh tergolong ke dalam ceda angga atau carat fisik maupun cacat moralitas dan kepribadiannya. 3. Pemilihan Pamangku dengan cara nyanjaan, yakni dengan menggunakan mediator seorang Mangku Lancuban atau Balian Katakson. Prosesinya diawali dengan matur piuning di Pura. dimana Pamangku tersebut akan melaksanakan tugasnya. Kemudian mediator tersebut akan kerauhan, jika tidak ada hambatan, maka mediator tersebut akan menyebut nama seseorang vang dipilih untuk jadi Pamangku. Pemilihan dengan cara ini bisa diulang bilamana dipandang kurang tepat dan tidak sesuai dengan harapan. 4. Pemilihan dengan membagikan lekesan, cara seperti ini lebih mendekati seperti undian yang dilakukan secara tradisional. Lekesan yang akan dibagi atau diundi terlebih dahulu dipermaklumkan melalui penyucian kepada Hyang Widhi yang.berstana di pura yang memerlukan Pamangku. Dari sekian banyak lekesan tersebut ada satu yang diberi kode berbeda di dalamnya. Setelah dibagikan, bagi yang memperoleh kode berbeda di dalamnya ialah terpilih menjadi Pamangku. Setelah calon Pamangku ditetapkan maka dilanjutkan dengan pengukuhan, melalui upacara pawitenan Pamangku. Yakni upacara ritual penyucian diri secara lahir dan batin bagi seseorang untuk memasuki swadharmanya sebagai Pamangku atau Pinandita, dan memiliki konsekwensi kewenangan untuk memimpin pelaksanaan upacara. Mengenai upacara pawintenan ini dinyatakan dalam lontar, "Tatwa Sivapurana" sebagai berikut: "Iti tingkahing krama desa, banjar, dadya ngadegang pamangku mangda maupakara rumuhun patut tingkahing, pangupakaraning pamangku. Apang tetep parikramanya mawinten, pawintenannya marajah Ghana, kajaya-jaya olih pandita Buddha yadyapin Siwa... " Terjemahannya. Ini tatacara masyarakat desa, banjar, pura keluarga mengangkat pamangku, supaya diupacarai terlebih dahulu sesuai dengan upacara pengangkatan pamangku, agar lengkap upacara pawintenannya. Pawintenannya digambar Ghana, dipuput/diselesaikan oleh pandita Buddha dan Siva. Walaupun secara institusi formal seorang Pamangku tidak memasuki sila kramaning aguron-guron, namun agar tidak terjadi pelanggaran dalam melaksanakan tugas, sebaiknya seorang Pamangku mengangkat Guru Pembimbing, dalam hal ini siapa yang menyelesaikan upacara pawintenan tersebut, seperti yang dinyatakan dalam lontar Purwagamasasana sebagai berikut: "Iki ling ing Purwwa-Gama-Sesana" Yan hana wwang kengin kumew,ruha ri kahananing Sanghyang aji Aksara, yogya ngupadhyaya awak sariranta ruhun, lamakana tan keharananing letuh, lamakana weruh rijatining manusa, wenang sira Mawinten rumuhun mwang katapak denira Sang Guru Nabe, apan sira Sang Guru Nabe bipraya angupadhyaya nuntun sang sisya kayeng kawekas, mawastu mijil sakeng, aksara ngaranya. Yan hana wwang kumewruha rikahananing sanghyang aji-aksara, tan pangupadyaya utawi maupacara mwah tan katapak, tan paguru, papa ikang wwang yan mangkana, babinjat wwang mangkana ngaranya, apan mijilnya tan paguru, kweh prabhedanva idennya dawak, yan benjangan padhem wwang mangkna, atmanya manados entiping kawah candra ghomukha. Yan manresti malih matemahan tiryak yoni, amangguhaken kasangsaran. Malih hana piteketku ri kita kabeh, sang mahyun kumawruha ring kahananing Aji-aksara mwang kapemangkuan, yan hana wwang durung Dwijati utawi abhodgala, tan kawenang wehana gumelaraken Sodasa-Mudra, kopadrawa sira denira Sang Hyang, Asta Dewata. Kewala ikang amusthijuga kawenangan wehana ri wwang durung Adhiksa Dwijati, ri sang harep anembah Dewa, amreyogakna Sang Hyang ri daleming sarira. Mangkana piteket-Ku ri wwang kabeh, haywa marlupa, hila-hila dahat. Terjemahannya. Ini ucapan sastra Adhi Purwwagama sasana: " Jika ada seseorang bermaksud mengetahui segala keberadaan ilmu pengetahuan kesucian, sebaiknya terlebih dahulu bergurulah kamu, agar tidak disebut cemar, agar tahu hakikat sebagai manusia, wajib kamu melaksanakan pawintenan, serta mendapat pengesahan/pembaptisan oleh Guru Rohani, karena Guru Rohanilah yang akan memberi pelajaran serta menuntun siswa rohani sampai di kemudian hari, yang menyebabkan dirimu lahir dalam dunia spiritual. Jika ada seseorang bermaksud mengetahui segala keberadaan ilmu pengetahuan kesucian, namun tidak berguru, tanpa upacara pengesahan tanpa dibaptis serta tanpa pembimbing spiritual, ternodalah orang yang demikian itu, ibarat anak jadahlah orang yang demikian itu, karera lahir tanpa bimbingan guru rohani tanpa upacara penyucian, banyak cacatnya orang yang demikian itu, pikiran pendek, prilakunya tidak terpuji tak ubahnya seperti binatang termasuk kecerdasannya. Saat kematiannya nanti roh orang yang demikian itu. akan disiksa oleh algojo naraka menjadi kerak.kawah naraka, jika menjelma dikemudian menjadilah ia binatang rendahan serta senantiasa menemui penderitaan. Sekarang ada nasehat-Ku. lagi kepadamu jika ada seseorang belum dibaptis menjadi Pandita, jangan diberikan memperagakan Sodasa Mudra, akan kena kutuk mereka oleh Sanghyang Astadewata, hanya dengan mamusti saja hakmu bagi yang belum menjadi Pandita pada saat kamu hendak memuja Tuhan, dan menyatukan Nya dalam dirimu. Demikian nasihat-Ku kepada manusia semua, jangan sampai lupa sangat berbahaya hukumnya. bersambung....>>>

1 komentar:

  1. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
    sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
    kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
    Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
    1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
    melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
    dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
    saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
    kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
    penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
    dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
    minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
    buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
    Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
    sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
    Atau Kunjungi Situs KYAI www.pesugihan-uang-gaib.blogspot.co.id/ agar di
    berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur, saya sendiri dulu
    hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik, jika ingin seperti
    saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau

    BalasHapus