Senin, 07 Januari 2013

KANDA PAT



Kandapat
(Manut ring Lontar Kandapat, lan Tutur Panus Karma)

Kandapat artinya teman yang jumlahnya empat. Dalam bahasa kedokteran disebut plasenta. Teman maksudnya yang menemani manusia sejak embrio dalam kandungan ibu sampai meninggal dunia dan rohnya ke nirwana dalam bahasa Bali disebut : mantuk ring sunia loka. Nama kandapat berubah-ubah menurut usia bayi/manusia sebagai tertera dalam tabel berikut ini.

Usia manusia 1 2 3 4

Kandapat Rare
Embrio Karen Bra Angdian Lembana
20 hari Anta Prata Kala Dengen
40 minggu Ari-ari Lamas Getih Yehnyom
Tali pusar putus Mekair Salabir Mokair Selair

Kandapat Bhuta
Belajar ngomong Anggapati Prajapati Banaspati Banaspati Raja

Kandapat Sari
14 tahun Sidasakti Sidarasa Maskuina Aji Putra Petak
Bercucu Podgala Kroda Sari Yasren

Kandapat Atma
Meninggal dunia Suratma Jogormanik Mahakala Dorakala

Kandapat Dewa
Aworing Acintya Siwa Sadasiwa Paramasiwa Suniasiwa

Kalau diperhatikan, pada akhirnya kandapat itu kembali kepada asalnya yakni Sanghyang Widhi yang utaprota-Nya disebut : Siwa, Sadasiwa, Paramasiwa dan Suniasiwa. Jadi jelaslah, penciptaan manusia oleh-Nya tidak terjadi begitu saja, tetapi dalam perjalanan kehidupan senantiasa dibarengi, dibimbing, dipelihara, disayangi dan diawasi dengan seksama. Dalam lontar-lontar pitra yadnya misalnya Yama Purana Tattwa, disebutkan ketika atma meninggal dunia maka Bhatara Yamadipati menanyakan kepada Sang Suratma tentang kondisi dharma – adharma Sang Atma. Laporan Sang Suratman selalu benar dan tepat, karena ia selalu mengikuti atau berada dalam diri manusia.

Hubungan manusia dengan kandapat bisa baik dan bisa buruk. Hubungan akan baik bila kandapat selalu dihormati, disayangi, dan diupacarai dengan semestinya. Upacara awal ketika kandungan sudah berusia 40 minggu dimana kandapat sudah berbentuk ari-ari,lamas, getih, dan yehnyom, selanjutnya ada upacara-upacara setelah bayi lahir, kepus puser, tutug kambuhan, tiga bulanan, dan otonan yang berlanjut setiap enam bulan. Disamping itu sebelum kita makan, hendaknya kandapat diundang dan diberi jotan terlebih dahulu.

Kandapat distanakan di pelangkiran kamar tidur, sehingga ketika kita tidur mereka dapat keluar dari tubuh, mempunyai tempat khusus dengan tugas menjaga keselamatan kita selagi tidur pulas. Dengan begini biasanya kita terhindar dari mimpi-mimpi buruk, ketakutan, sakit mendadak, gangguan black majik, malapetaka dan marabahaya lainnya. Demikian pula ketika akan bepergian jauh, ingatkan kandapat agar selalu menjaga keselamatan kita.

Hubungan manusia dengan kandapat menjadi buruk, bila kita berbuat sebaliknya, tidak mengenal, tidak menyayangi, tidak menghormati, dan tidak pernah meminta pertolongannya. Manusia yang demikian biasanya sering menemukan kesialan dan bahaya-bahaya lainnya.

Kandapat berwujud hanya sampai kandapat rare. Selebihnya mereka tidak berwujud, namun berada di niskala. Manusia juga dapat memanfaatkan kandapat untuk hal-hal yang sifatnya mistis, terutama untuk jalan dharma, misalnya pengobatan, hypnotis, ramalan/tenung, dan hal-hal lain di dunia niskala, antara lain nerang dan ngujanang. Kuat atau tidaknya mistik itu tergantung dari kepandaian manusia mengadakan pendekatan dengan mereka melalui berbagai aci, lelabaan, sesajen, berata, dan lain-lain.

1 komentar:

  1. om swastiastu jero mangku,,, tyang mohon pencerahan,,,,bagaimana cara manunggal dengan kanda pat kita...bagaimana bentuk perwujudan kecintaan kita,,, apakah setiap ssaat rahinan tertentu diberi sesaji khusus,,,sksma,,, om shanti3x,, om

    BalasHapus