Puja Trisandya
|
Terjemahannya
|
Om bhur bhuvah svah
tat savitur varenyam bhargo devasya dhimahi dhiyo yo nah pracodayat |
Ya Hyang Widhi yang menguasai ketiga dunia ini,
Yang maha suci dan sumber segala kehidupan, sumber segala cahaya, semoga limpahkan pada budi nurani kami penerangan sinar cahayaMu yang maha suci. |
Om Narayana evedwam sarvam yad bhutam yac ca bhavyam niskalanko niranjano nirvikalpo nirakhyatah suddho deva eko narayana na dvitiyo asti kascit. |
Ya Hyang Widhi, darimulah segala yang sudah ada
dan yang akan ada di alam ini berasal dan kembali nantinya.
Engkau adaIah gaib, tiada berwujud, di atas segala kebingungan, tak termusnahkan. Engkau adalah maha cemerlang, maha suci, maha esa dan tiada duanya. |
Om tvam siwah tvam mahadevah Iswarah paramesvarah brahma visnusca rudrasca purusah parikirtitah |
Engkau disebut Siwa, Mahadewa, Iswara,
Parameswara, Brahma dan Wisnu dan juga Rudra.
Engkau adalah asal mula dari segala yang ada. |
Om papo'ham papakarmaham
papatma papasambhavah trahi mam pundarikaksa sabahyabhyantarah sucih |
Oh Hyang Widhi Wasa, hamba ini papa,
jiwa hamba papa dan kelahiran hambapun papa, perbuatan hamba papa, Ya Hyang Widhi, selamatkanlah hamba dari segala kenistaan ini, dapatlah disucikan lahir dan batin hamba. |
Om ksamasva mam mahadeva
sarvaprani hitankara mam moca sarva papebhyah palayasva sada siva |
Ampunilah hamba. oh Hyang Widhi, penyelamat
segala makhluk.
Lepaskanlah , kiranya hamba dari segala kepapaan ini dan tuntunlah hamba, selamatkan dan lindungilah hamba oh Hyang Widhi Wasa. |
Om ksantavyah kayiko dosah
ksantavyo. vaciko mama ksantavyo manaso dosah tat pramadat ksamasva mam |
Oh Hyang Widhi Wasa, ampunilah segala dosa
hamba, ampunilah dosa dari ucapan hamba dan
ampunilah pula dosa dari pikiran hamba. Ampunilah hamba atas segaIa kelalaian hamba itu. |
Om Santih, Santih, Santih Om.
|
Semoga damai diketiga dunia.
|
Urutan-urutan sembah baik pada waktu
sembahyang sendiri ataupun sembahyang bersama yang dipimpin oleh Sulinggih atau
seorang Pemangku adalah seperti di bawah ini:
1. Sembah puyung (sembah dengan
tangan kosong)
Mantra:
|
artinya:
|
Om atma tattvatma suddha mam svaha
|
Om atma, atmanya
kenyataan ini, bersihkanlah hamba.
|
2. Menyembah Sanghyang Widhi sebagai
Sang Hyang Aditya
Mantra:
|
Artinya:
|
Om Aditisyaparamjyoti,
rakta teja namo'stute, sveta pankaja madhyastha, bhaskaraya namo'stute |
Om, sinar surya yang
maha hebat,
Engkau bersinar merah, hormat padaMu, Engkau yang berada di tengah-tengah teratai putih, Hormat padaMu pembuat sinar. |
Sarana
|
: Bunga Putih
|
3. Menyembah Tuhan sebagai Ista
Dewata pada hari dan tempat persembahyangan
Ista Dewata artinya Dewata yang diingini hadirnya pada waktu pemuja
memuja-Nya. Ista Dewata adalah perwujudan Tuhan dalam berbagai-bagai wujud-Nya
seperti Brahma, Visnu, Isvara, Saraswati, Gana, dan sebagainya.
Karena itu mantramnya bermacam-macam sesuai dengan Dewata yang dipuja pada hari
dan tempat itu. Misalnya pada hari Saraswati yang dipuja ialah Dewi Saraswati
dengan Saraswati Stawa. Pada hari lain dipuja Dewata yang lain dengan
stawa-stawa yang lain pula.
Pada persembahyangan umum seperti pada persembahyangan hari Purnama dan Tilem, Dewata yang dipuja adalah Sang Hyang Siwa yang berada dimana-mana. Stawanya sebagai berikut:
Pada persembahyangan umum seperti pada persembahyangan hari Purnama dan Tilem, Dewata yang dipuja adalah Sang Hyang Siwa yang berada dimana-mana. Stawanya sebagai berikut:
Mantra:
|
Artinya:
|
Om nama deva adhisthannaya,
sarva vyapi vai sivaya, padmasana ekapratisthaya, ardhanaresvaryai namo namah |
Om, kepada Dewa yang
bersemayam pada tempat yang tinggi, kepada Siwa yang sesungguhnyalah berada
dimana-mana, kepada Dewa yang yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai
sebagai satu tempat, kepada Adhanaresvari, hamba menghormat
|
Sarana
|
: Bunga merah /
kewangen
|
4. Menyembah Tuhan sebagai Pemberi
Anugrah
Mantra:
|
Artinya:
|
Om anugraha manohara,
devadattanugrahaka, arcanam sarvapujanam namah sarvanugrahaka. Deva devi mahasiddhi, yajnanga nirmalatmaka, laksmi siddhisca dirghayuh, nirvighna sukha vrddhisca |
Om, Engkau yang
menarik hati, pemberi anugerah,
anugerah pemberian dewa, pujaan semua pujaan, hormat pada-Mu pemberi semua anugerah. Kemahasidian Dewa dan Dewi, berwujud yadnya, pribadi suci, kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegem- biraan dan kemajuan |
Sarana
|
: Kewangen / Bunga
warna-warni
|
5. Sembah puyung (Sembah dengan
tangan kosong)
Mantra:
|
artinya:
|
Om deva suksma paramacintyaya nama
svaha
|
Om, hormat pada Dewa
yang tak terpikirkan yang maha tinggi yang gaib
|
Setelah persembahyangan selesai dilanjutkan dengan mohon tirta dan bija
Bunga dan kawangen adalah lambang kesucian, karena itu perlu diusahakan bunga yang segar, bersih dan harum. Jika pada saat sembahyang tidak ada kawangen, maka dapat diganti dengan bunga (kembang). Bunga yang tidak baik dipersembahkan menurut AGASTYAPARWA adalah:
"Inilah bunga yang tidak patut
dipersembahkan kepada Hyang Widhi, yaitu bunga yang berulat, bunga yang gugur
tanpa diguncanng, bunga yang berisi semut bunga yang layau atau yang lewat masa
mekarnya, bunga yang tumbuh dikuburan. Itulah bunga yang tidak patut
dipersembahkan oleh orang-orang baik"
Dupa
Apinya dupa adalah simbol Sangyang
Agni, yaitu saksi dan pengantar sembah kita kepada Hyang Widhi, sehingga
disamping sarana-sarana lain dupa ini juga perlu di dalam sembahyang.
TIRTHA
adalah air suci, yaitu air yang
telah disucikan dengan suatu cara tertentu dan disebut dengan Tirtha Wangsuh
Pada Hyang Widhi (Ida Betara). Tirtha dipercikan di kepala, diminum dan dipakai
mencuci muka. Hal ini dumaksudkan agar pikiran dan hati kita menjadi bersih dan
suci yaitu bebas dari segala kotoran , noda dan dosa, kecemaran dan sejenisnya.
Bija atau Wija
Adalah Lambang Kumara yaitu putra
atau bija Bhatara Siwa. Kumara ini adalah benih ke-Siwaan yang bersemayam di
dalam diri setiap orang. Dengan demikian "Mawija" (Mabija) mengandung
pengertian menumbuhkembangkan benih ke-Siwaan yang bersemayam didalam diri
kita. Benih itu akan bisa tumbuh dan berkembang apabila ditanam di tempat yang
bersih dan suci, maka itu pemasangan Bija(Wija) dilakukan setelah metirtha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar